
Peluncuran Aliansi PRAISE pada 19 Februari 2017 di Taman Menteng yang dihadiri oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Siti Nurbaya.
Produksi sampah plastik di Indonesia mencapai angka 5,4 juta ton per tahun (Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2016). Padahal, plastic membutuhkan 500 sampai ribuan tahun untuk melalui proses penguraian alami karena berasal dari bahan baku yang melalui waktu sangat lama juga untuk terbentuk, yaitu minyak bumi (Rachmawati, 2017). Upaya reduksi pemanfaatan plastik di dalam kehidupan masyarakat menjadi sebuah kebutuhan untuk menjalani kehidupan yang sehat. Pemerintah telah mendorong para pemangku kepentingan di Indonesia untuk lebih peduli terhadap masalah sampah di dalam keberlangsungan kehidupan melalui Undang-Undang (UU) Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 14 Tahun 2015 tentangRencanaInduk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035. Pemanfaatan energy terbarukan dan teknologi ramah lingkungan dapat menjadi bagian dari realisasi industry hijau yang membantu industri di dalam aspek keberlangsungan dan keberlanjutan bisnis.
Teknologi kemasan ramah lingkungan dan daur ulang menjadi akar dari Packaging and Recycling Association for Indonesia Sustainable Environment (PRAISE) atau Asosiasi untuk Kemasan dan Daur Ulang bagi Indonesia yang Berkelanjutan. PRAISE didirikan oleh Indofood, Coca-Cola Indonesia, Nestlé Indonesia, Tetra Pak Indonesia, Tirta Investama (Danone) dan Yayasan Unilever Indonesia. Pengukuhan komitmen terhadap pengelolaan sampah kemasan di Indonesia secara holistik, terintegrasi dan berkesinambungan menjadi visi PRAISE sejak pertama didirikan pada 2010. Extended Stakeholders Responsibility (ESR), yang melibatkan mitra-mitra PRAISE dan sejalan dengan konsep Circular Economy atau Ekonomi Melingkar, menjadi pendekatan yang digunakan oleh PRAISE. Setiap pihak yang terlibat (industri, pemerintah, publik dan masyarakat sipil) berperan dan bertanggungjawab untuk memastikan sampah dikelola secara terpadu dan berkelanjutan di dalam ESR yang diterapkan oleh PRAISE.

PRAISE berfokus pada kegiatan advokasi, penelitian & pendidikan dan kemitraan & kolaborasi. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kemenlinghut) dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) RI menjadi dua advokat yang mendampingi PRAISE sejak 2010 dengan dialog rutin tentang eco-labelling, kebijakan pengelolaan sampah di Indonesia, kemasan biodegradable, peta pengelolaan sampah, dan strategi nasional. PRAISE menjalin hubungan advokasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman RI terkait masalah sampah plastik di laut dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupr) RI terkait dengan pengembangan dan pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) dan Tempat Pengumpulan Sementara Sampah Reuse, Reduce dan Recycle (TPS 3R) serta peluang dalam pemanfaatan infrastruktur pengelolaan sampah di Indonesia. B2C, ecoBali Recycling, Gone Adventurin’, Greeneration Foundation, Kedutaan Besar Belanda, Marine Change, Sustainable Waste Indonesia dan Waste4Change menjadi advokasi organisasi independen lokal dan regional yang mendampingi PRAISE untuk mencari solusi atas pengelolaan sampah di Indonesia.
Bali Bersama untuk Indonesia Hijau (BERSIH) merupakan kegiatan studi tentang pemetaan ekosistem sampah di Bali yang diselenggarakan oleh PRAISE bersama dengan Kemenlinghut, Kemenperin, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Kemenpupr dan Sustainable Waste Indonesia (SWI). Studi pemetaan tentang rantai sampah di Bali diharapkan dapat membantu PRAISE dalam memperbaiki prosedur, mencari model bisnis daur ulang yang layak, mendorong perubahan pada tingkat perilaku, menemukan tantangan dan peluang, mengajak partisipasi semua pemangku kepentingan dan merancang intervensi (jika dibutuhkan). Tahap pertama Bali BERSIH dilaksanakan pada Desember 2017 – April 2018 dengan kegiatan kajian lingkup dan kelayakan, identifikasi pengelolaan sampah dan rekomendasi program intervensi yang dapat dilaksanakan oleh PRAISE.

Rosa Vivien Ratnawati, Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, mengatakan bahwa Bali BERSIH sangat baik untuk diterapkan karena didukung oleh harapan pemerintah terhadap komitmen para produsen untuk menggunakan model Circular Economy dengan didasari oleh prinsip bisnis yang efisien dan berkelanjutan dalam jangka panjang. PRAISE bersama dengan program-programnya ingin mendorong pihak dari beragam sektor pengelolaan sampah ingin berpartisipasi di dalam PRAISE agar dapat bergandeng tangan dalam mencari jawaban dan inovasi dari pengelolaan sampah dari hulu hingga ke hilir.
Indofood ikut mendukung PRAISE dengan 4 Pilar Praktek Terbaik PRAISE, yaitu inovasi, pengumpulan, pemilahan dan daur ulang. Aseptic Filling System (AFS) digunakan sebagai inovasi di dalam proses produksi salah satu bagian dari Indofood, yaitu PT Asahi Indofood Beverage Makmur (AIBM). Keunggulan yang dimiliki oleh AFS adalah sistem tidak membutuhkan produk bersuhu tinggi di dalam proses produksi sehingga dapat mendukung efisiensi energi, menggunakan bahan yang lebih efisien untuk kemasan botol minuman berupa plastik yang 30% lebih ringan dan pengurangan ketebalan kemasan botol minuman. Model kemasan degradable pada Bogasari ikut dipilih sebagai teknologi inovasi yang dipersembahkan Indofood untuk berkontribusi dalam pelestarian lingkungan. Poly Pro-Pylene (PP), yang dapat terurai secara alami berbentuk bubuk setelah 2 tahun dan menjadi CO2 (karbondioksida), biomassa, dan H2O (air). (TMI)
Leave a comment